Komponen
terbesar dari nira encer yang dihasilkan stasiun pemurnian adalah air (brix 10
– 12 % berarti kandungan air 88 – 90 %). Didalam brix nira terdapat gula yang
akan diambil dalam bentuk hablur (kristal) maka kandungan airnya harus
dihilangkan. Didalam langkah penghilangan air ini perlu diperhatikan agar tidak
terjadi kehilangan atau kerusakan gula. Penghilangan air atau penguapan di
pabrik gula dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pada stasiun penguapan yang sasaranya
menghilangkan air sebanyak mungkin sehingga dicapai kondisi mendekati jenuh,
sedang tahap kedua adalah melanjutkan penguapan sampai lahir kristal sukrosa
yang dilakukan di stasiun kristalisasi. Pada stasiun penguapan akan dihilangkan
air sampai nira mendekati jenuh, dengan kadar brix sekitar 62 – 70 %. Nira
dengan kandungan brix sebesar ini didalam pabrik gula disebut nira kental. Mutu
proses penguapan dinilai dari :
1. Pencapaian
brix nira kental 64 %, angka penguapan 24 – 28 kg/m2/jam
2. Kenaikan
warna 5 %,
kenaikan turbidity 10 %
3. Inversi 0,2 %,
glucose ratio turun 4 %
4. Penurunan
pH 0,3 poin,
gula dalam kondensat maupun air jatuhan
0 (nol)
5. Kapasitas
tercapai
Proses
Penguapan
Proses penguapan
adalah proses perubahan air menjadi uap
sehingga air dapat dipisahkan dari nira. Pada proses penguapan akan terjadi
proses perpindahan panas dari bahan pemanas ke nira sehingga air yang tadinya
berada pade fase cair didalam nira berubah menjadi fase gas. Panas yang
diperlukan untuk mengubah fase cair menjadi fase gas ini disebut Panas Penguapan.
Didalam peristiwa ini, proses perpindahan panas akan dapat berlangsung bila ada
daya dorong terjadinya perpindahan panas, dan daya dorong terjadinya
perpindahan panas adalah selisih suhu antara sumber/bahan pemanas dengan nira
yang akan dipanaskan. Makin besar selisih ini akan makin besar pula jumlah
panas yang berpindah, berarti semakin banyak air yang diuapkan. Proses
perpindahan panas ini secara umum dapat dituliskan dalam term :
Q =
U.A.∆T
dimana
:
Q = panas yang berpindah (kkal/jam)
A = luas
bidang perpindahan panas (kkal/m2/jam/oC)
U = koefisien perpindahan panas (m2)
∆T
= selisih suhu (C)
Agar proses penguapan berjalan
cepat berarti panas yang berpindah (Q) harus besar, maka daya dorong
perpindahan panas (∆T) diusahakan besar. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan guna mendapatkan laju perpindahan panas yang tinggi, antara lain :
a. Bahan
pemanas harus memiliki suhu tinggi dan mudah dikendalikan,
b. Proses
transfer panas harus berjalan dengan baik tanpa banyak kehilangan panas.
Bahan pemanas yang mudah
dikendalikan suhunya adalah uap, dimana suhu uap dapat berubah sesuai dengan
tekanannya. Dikarenakan sukrosa dapat rusak akibat suhu yang tinggi maka suhu
bahan pemanas akhirnya dibatasi dibawah 135oC (Kestner) (akibat suhu
tinggi sukrosa akan mengalami karamelisasi). Selanjutnya, karena penguapan
membutuhkan banyak uap, maka untuk menghemat pemakaian uap tersebut penguapan
dilakukan secara berganda dan pada kondisi hampa (vacuum). Penghematan pemakaian uap ini dijelaskan oleh RILLEUX :
1. Dalam
penguapan “multiple effect”maka
setiap satuan bahan pemanas dapat menguapkan air sebanyak jumlah badan
penguapnya.
2. Pada
proses pengambilan uap nira untuk pemanas nira (vapour bleeding) sebanyak W dari badan ke M dalam satu seri badan
penguap yang terdiri dari N badan, maka penghematan setum yang diperoleh :
x W
Dengan mengoperasikan proses
penguapan pada kondisi hampa, diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
1. Kecepatan
penguapan menjadi lebih tinggi sehingga air diuapkan lebih banyak, (kapasitas giling
lebih besar).
2. Suhu
saat penguapan lebih rendah, kerusakan sukrosa lebih sedikit dan pembentukan
zat warna lebih rendah, (kualitas gula
yang dihasilkan lebih tinggi).
Pada proses penguapan, yang
dikehendaki hanyalah menghilangkan kandungan air dari nira, jika hanya ini yang
terjadi berarti hanya proses fisika yang terjadi yaitu berubahnya air dari fase
cair menjadi fase gas. Tetapi ada proses lain yang tidak dikehendaki terjadi
selama proses ini berlangsung, hal ini dapat ditunjukan dari :
1. Air
embun dari hasil penguapan tidak murni.
2. HK
nira kental berbeda dengan nira encer.
3. Perubahan
intensitas warna nira.
4. Terjadi
tambahan kekeruhan nira.
5. Terjadi
perubahan pH.
6. Terjadi
pengerakan.
Dikarenakan didalam pabrik berat
nira kental tidak ditimbang, maka jumlah air diuapkan diperoleh dengan cara
dihitung.
Air Diuapkan = W = [ 1 - ] x NE
dimana :
bne = % brix nira encer
bnk = % brix nira
kental
NE
= berat nira encer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar