Tebu yang layak giling harus memenuhi kriteria B-S-M;
B = bersih , kotoran yang terikut/trash tidak boleh > 5%
S = segar , waktu dari mulai ditebang hingga di giling < 24 jam
M = manis , ( tebu berada pada kondisi masak dimana kandungan sukrosa tertinggi )
untuk menentukan kemasakan dimana kandungan gula maksimal pada batang tebu maka pertumbuhan tebu perlu di ikuti perkembanganya dari waktu kewaktu ( kandungan gulanya ).
1. Faktor kemasakan
bagian batang tebu yang paling manis di mulai dari bagian terbawah yg berada dekat dengan akar, dengan bertambah umur tebu kandungan gulanya pun meningkat dan semakin menyebar hingga ke pucuk batang.faktor kemasakan menyajikan data peningkatan kandungan gula pada batang tebu (dari dasar hingga pucuk ). hingga jika tebu yang sudah masak nilai faktor kemasakan akan semakin rendah.
untuk memutuskan tebu sudah masak sebaiknya tidak hanya melihat dari hasil analisa faktor kemasakan saja. oleh sebab itu, analisa ini tidak boleh dilakukan sekali saja,tetapi beberapa kali ( 3 kali ) yang tujuanya mengikuti dan terus membandingkan hingga akhirnya di dapatkan waktu yang paling tepat untuk memanen tebu yg telah benar-benar masak.
2. Koefisien daya tahan
seperti telah di jelaskan di atas, berarti nilai koefisien daya tahan dari 1 jadwal periode analisa ke periode analisa berikutnya akan menunjukan nilai > 100 yang artinya pertambahan kandungan sukrosa masih terjadi. KDT = 100 sudah tepat, karena pertambahan kandungan gula sudah berhenti ( maksimal ) jika KDT telah menunjukan nilai < 100 hal ini terjadi akibat pertumbuhan generatif dari tebu setelah melewati masa kemasakanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar