Tebu yang layak giling harus memenuhi kriteria B-S-M;
B = bersih , kotoran yang terikut/trash tidak boleh > 5%
S = segar , waktu dari mulai ditebang hingga di giling < 24 jam
M = manis , ( tebu berada pada kondisi masak dimana kandungan sukrosa tertinggi )
untuk menentukan kemasakan dimana kandungan gula maksimal pada batang tebu maka pertumbuhan tebu perlu di ikuti perkembanganya dari waktu kewaktu ( kandungan gulanya ).
1. Faktor kemasakan
bagian batang tebu yang paling manis di mulai dari bagian terbawah yg berada dekat dengan akar, dengan bertambah umur tebu kandungan gulanya pun meningkat dan semakin menyebar hingga ke pucuk batang.faktor kemasakan menyajikan data peningkatan kandungan gula pada batang tebu (dari dasar hingga pucuk ). hingga jika tebu yang sudah masak nilai faktor kemasakan akan semakin rendah.
untuk memutuskan tebu sudah masak sebaiknya tidak hanya melihat dari hasil analisa faktor kemasakan saja. oleh sebab itu, analisa ini tidak boleh dilakukan sekali saja,tetapi beberapa kali ( 3 kali ) yang tujuanya mengikuti dan terus membandingkan hingga akhirnya di dapatkan waktu yang paling tepat untuk memanen tebu yg telah benar-benar masak.
2. Koefisien daya tahan
seperti telah di jelaskan di atas, berarti nilai koefisien daya tahan dari 1 jadwal periode analisa ke periode analisa berikutnya akan menunjukan nilai > 100 yang artinya pertambahan kandungan sukrosa masih terjadi. KDT = 100 sudah tepat, karena pertambahan kandungan gula sudah berhenti ( maksimal ) jika KDT telah menunjukan nilai < 100 hal ini terjadi akibat pertumbuhan generatif dari tebu setelah melewati masa kemasakanya.
Kamis, 28 Juli 2011
Jumat, 01 Juli 2011
BAHAN BAKU PROSES DI PABRIK GULA TEBU
Bahan baku proses pabrik gula adalah tanaman yang banyak mengandung gula. Kandungan gula dalam tanaman ini berasal dari hasil proses asimilasi yang terjadi dalam tanaman ini. Tanaman sebagai bahan baku pabrik gula di Indonesia terutama adalah tebu,memang ada banyak tanaman yang juga dapat menghasilkan gula seperti kelapa,enau,nipah,dan sebagainya. Tanaman yang paling banyak digunakan sebagai sumber bahan baku pabrik gula di Indonesia adalah tebu. Tebu adalah tanaman keluarga rumput-rumputan ( graminae ) yang mempersyaratkan iklim banyak hujan saat mulai ditanam dan sedikit hujan ( kemarau ) saat dipanen. Kondisi ini sesuai kondisi iklim di Indonesia yang memiliki dua macam iklim ialah musim penghujan ( banyak air ) dan musim kemarau ( sedikit hujan ). Tebu yang digunakan sebagai bahan baku pabrik merupakan tanaman keturunan hasil persilangan antara tebu alam dan pimping. Untuk pertunbuhanya sendiri,juga mempersyaratkan kondisi tanah tempat tumbuhnya. Maka untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan,agar ditanam jenis ( varietas ) tertentu yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim ( suhu,angin,dan intensitas curah hujan ) agar didapat hasil gula yang cukup tinggi.
Gula sebagai hasil proses asimilasi disimpan oleh tanaman didalam cairan sel tebu. Cairan sel ini dilingkungan pabrik gula disebut nira. Selanjutnya mudah dimengerti bahwa didalam nira dari tanaman ini pasti gula tercampur dengan bahan-bahan lain yang diperlukan didalam pertumbuhan tanaman.
Beberapa masalah yang perlu diperhatikan dan memerlukan tindakan lanjutan antara lain :
1. Gula yang terdapat didalam tanaman tebu merupakan hasil proses asimilasi. Proses asimilasi hanya dapat dilakukan tanaman yang memiliki zat hijau daun ( klorofil ) dan dengan bantuan sinar matahari. Karena terbentuknya gula dengan cara ini maka dapat dikatakan yang mampu membuat gula hanyalah tanaman ( termasuk tanaman tebu ). Karena itu, segala usaha yang dilakukan pabrik gula haruslah mengupayakan agar terbentuknya gula dalam tebu adalah maksimal.
2. Gula yang sudah terbentuk didalam batang-batang tebu secara maksimal itu harus diusahakan agar selama proses dipabrik diusahakan agar gula yang telah terbentuk tersebut tidak hilang maupun rusak.
Untuk dapat memperoleh hasil sesuai dengan rencana diatas,maka perlu diikuti perkembangan terbentuknya gula ditanaman tebu maupun langkah pabrikasi didalam mengambil gula yang sudah terdapat didalam tebu. Agar gula yang telah terbentuk itu tidak hilang dan tidak rusak maka petugas yang bertanggung jawab menangani kegiatan dipabrik harus dapat mengikuti proses yang terjadi,baik semenjak proses menghasilkan gula ditanaman maupun dalam proses pengambilan gula dari tanaman didalam pabrik.
1. PENETAPAN KEMASAKAN
Agar diperoleh kandungan gula yang maksimal dalam tebu maka perlu diketahui/diikuti perkembangan kandungan sukrosa didalam batang tebu ( tingkat kemasakan batang tebu ). Untuk itu perlu dianalisa dari waktu kewaktu kandungan sukrosa didalam batang tebu. Untuk maksud ini diambil contoh tebu dari kebun. Contoh harus menggambarkan kondisi sebenarnya tanaman. Maka contoh yang dianalisa merupakan contoh yang benar-benar menggambarkan kondisi nyata keadaan tanaman di kebun ( harus dapat merepresentasikan keadaan nyata tebu dikebun ).
2. PENGAMBILAN CONTOH TEBU
Contoh tebu harus dapat menggambarkan keadaan nyata dari kebun. Untuk itu contoh tebu sudah ditetapkan beberapa bulan sebelum pelaksanaan panen ( tebang dilakukan) .
REAKSI FOTOSINTESIS :
Reaksi I : 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2
Reaksi II : C6H12O6 + C6H12O6 C12H22O11 + H2O
Khloroplast + H2O + ADP + Pa + NADP 1/2 O2 + ATP + NADPH2
Rumpun yang akan digunakan sebagai contoh ditetapkan sebelum pengambilan agar merata seluruh bagian kebun demikian pula kemungkinan adanya kejadian pada tebu yang digunakan sebagai contoh. Batang-batang dalam rumpun diberi nomor urut sesuai dengan periode analisa. Penetapan rumpun contoh dilakukan menurut cara-cara tertentu. Yang umum dilakukan dengan cara lurus atau zig-zag. Misalkan setiap petak contoh terdiri dari 100 juringan maka tumpun contoh diambil dari rumpun dalam juringan ke 50 lurus atau rumpun ke 25 dengan juringan rumpun ke 75.
Tebu memerlukan suhu tinggi dan air yang cukup selama pertumbuhannya. Dengan bantuan sistem penangkaran,varietas tebu dapat dihasilkan pada suatu iklim yang luas,tahan terhadap kekeringan,dan tahan terhadap penyakit.
Gula secara sintetis dibuat oleh batang tebu yaitu air dan co2 ( atmosfer ). Pertama dibentuk hexose, selanjutnya selama fase pertumbuhan terbentuklah sukrosa ( gula kristal yang umum kita kenal ). Tebu masak normal pada bulan-bulan yang lebih dingin sedangkan masa tebang dilakukan pada musim dingin ( winter ). Atau didaerah tropis, pada musim penghujan adalah untuk pertunbuhan , sedang masa tebang pada musim kering ( kemarau ).
PROSES FOTOSINTESIS OLEH TANAMAN TEBU
Pabrik gula tidak membuat gula ( sukrosa ), pabrik gula hanya mengambil gula yang telah dihasilkan pada batang tanaman tebu yaitu dengan proses fotosintesis. Reaksi fotosintesis meliputi 2 hal, yaitu:
1. Proses penyerapan cahaya matahari agar dapat dipakai oleh sel-sel organisme agar tetap hidup ( pada siang hari )
2. Perubahan zat anorganik menjadi zat okum berupa gula ( sukrosa )
Persyaratan terjadinya reaksi fotosintesis adalah :
· Tanaman tebu sehat, pertumbuhannya baik ,dan tersedianya klorofil ( zat hijau daun )
· Adanya sinar matahari yang cukup
· Pupuk tercukupi, terutama yang mengandung phospat
· Pengairan yang baik agar kebutuhan air tecukupi.
· Sirkulasi udara dikebun cukup baik, CO2 terserap dan pembuangan O2 lancar
|
|
|
|
Reaksi-reaksi diatas terjadi dalam proses yang cukup komplek yang terdiri dari reaksi cahaya ( reaksi fotokimia ) dan reaksi gelap ( reaksi kimia murni ) yang dapat digambarkan sebagai berikut :
1.
REAKSI CAHAYA ( FOTOKIMIA )
|
|
2. REAKSI GELAP ( Kimia murni )
Khloroplast + CO2 + ATP + NADPH2 Pa + NADPH2 + gula
Catatan :
Pa = Phospat anorganik
ADP = Adenosin Diphospat
ATP = Adenosin Triphospat
NADP = Nikotamida Adenin Dinukleotida Phospat
ADP , ATP , NADP adalah komponen asam nukleat
Langganan:
Postingan (Atom)